Kakak-beradik Straka menjadi pasangan tangguh ketika memulai kompetisi golf pria pada Olimpiade Tokyo dan memuncaki klasemen sementara dengan skor 8-under 63.

Pegolf Austria Sepp Straka mengawali perjuangannya pada cabang olahraga golf Olimpiade Tokyo dengan permainan fenomenal. Empat birdie di sembilan hole pertama dan empat birdie di sembilan hole terakhir membawanya berada di puncak klasemen sementara dengan torehan 8-under 63. Skornya ini sekaligus menyamai rekor skor terendah pada ajang Olimpiade, yang sebelumnya dibukukan oleh Matt Kuchar pada putaran final di Rio.

Memanfaatkan kondisi lapangan yang ideal untuk bermain agresif, Straka memulai permainannya dengan mengesankan. Dengan Sam, sang kakak kembarannya yang lebih tua dua menit darinya, Sepp membukukan birdie pertamanya di hole 3 par 4 di East Course Kasumigaseki Country Club. Dengan menyisakan 125 meter dari pin, ia berhasil mengantar pukulan approach-nya hingga hanya menyisakan sekitar 4,5 meter, yang berhasil ia konversi menjadi birdie.

Dari situ permainannya mulai semakin memanas. Dari tiga birdie berikutnya yang ia lakukan di hole 5, 6, dan 8, pukulan approach-nya kian tajam. Birdie kedua di hole 5 par 5 itu ia torehkan setelah pukulan ketiganya menyisakan jarak kurang dari satu meter. Lalu di hole 6 par 4, pukulan approach-nya berhenti kurang dari 2 meter dari lubang, sedangkan di hole 8 par 5 lagi-lagi pukulannya hanya menyisakan sekitar satu meter, yang memudahkannya untuk kembali mendapat birdie. Putt birdie terjauh ia lakukan ketika mencatatkan birdie keenamnya di hole 14 par 5. Di sana ia memasukkan bolanya dari jarak 5,7 meter.

”Jika Anda bisa menempatkan bola ke fairway di lapangan ini, Anda bisa mengambil keunggulan dan permainan iron saya juga sedang bagus, terutama dengan short iron dan wedge,” ujar Straka, pegolf Austria pertama yang meraih kartu PGA TOUR pada tahun 2019 ini. ”Saya benar-benar menyerang pin dan berusaha untuk terus bermain agresif.”

 

Jazz Janewattananond pada putaran pertama Olimpiade Tokyo 2020.
Jazz Janewattananond menjadi pesaing terdekat Sepp Straka dengan selisih hanya satu stroke. Foto: Ben Jared/PGA TOUR/IGF.

 

”Ini mimpi yang menjadi kenyataan bagi kami berdua bisa berada di sini dan main luar biasa. Hari ini akan menjadi salah satu hari yang akan kami ingat selamanya.”

Jelas perjalanan mereka masih cukup jauh, mengingat skor rendah menghias putaran pertama di East Course di Kasumigaseki Country Club. Pegolf Thailand Jazz Janewattananond bahkan sempat berpeluang menciptakan rekor baru pada olahraga golf di panggung Olimpiade ini. Jazz telah mencatatkan enam birdie ketika berada di hole 15, tatkala permainan terpaksa ditunda hingga sekitar dua jam dan dua puluh menit.

Setelah terinspirasi pencapaian atlet taekwondo wanita Thailand, Panipak Wongpattanakit, Jazz merasa terpacu untuk ikut mempersembahkan medali bagi negaranya dengan menampilkan permainan luar biasa. Upayanya untuk menyamai bahkan melampaui skor Straka mungkin harus pupus lantaran beberapa peluang birdienya meleset, namun birdie ketujuh di hole 18 menempatkannya sendirian di peringkat kedua klasemen sementara.

”Turnamen ini masih terlalu dini,” ujar pegolf No.1 Asian Tour ini. ”Anda tak bisa memenangkan sebuah turnamen pada hari pertama, tapi bisa berada di posisi yang bagus. Jadi, saya pikir saya sudah menempatkan diri di posisi yang bagus.”

Persaingan di papan atas memang terlihat menarik. Dengan Jazz hanya terpaut satu stroke dari Straka, pegolf Belgia Thomas Pieters dan pegolf Meksiko Carlos Ortiz juga tampil luar biasa dengan menempati peringkat ketiga berkat torehan skor 6-under 65.

 

Thomas Pieters dari Belgia pada putaran pertama Olimpiade Tokyo 2020.
Bermain dalam kondisi tidak fit, Thomas Pieters (BEL) berbagi tempat ketiga dengan Carlos Ortiz (MEK) dengan skor 65. Foto: Ben Jared/PGA TOUR/IGF.

 

Pieters, yang bermain tidak dalam kondisi terbaiknya justru menciptakan kartu skor yang tak kalah menarik. Pada putaran pertama tadi, ia menorehkan empat birdie dengan eagle di hole 11 par 4, yang sekaligus menjadi satu-satunya eagle yang tercipta pada putaran pertama. Pukulan keduanya dari jarak 116 meter berhasil ia masukkan.

”Dengan berasal dari negara kecil, sejauh ini kami baru mendapatkan dua medali. Jika bisa mempersembahkan satu medali lagi untuk negara Anda, rasanya (saya) bakal mendapatkan status legenda di kampung halaman,” ujar pegolf yang menjuarai World Cup of Golf bersama rekannya, Thomas Detry, yang ikut membela Belgia pekan ini. ”Saya hanya ingin memenangkan medali.”

Tiga pemain lainnya menuntaskan putaran pertama dengan berbagi peringkat kelima. Pegolf Denmark Joachim Hansen, pegolf Venezuela Jhonattan Vegas, dan pegolf Filipina Juvic Pagunsan sama-sama mencatatkan skor 5-under 66 untuk awal yang positif bagi masing-masing pemain.

Sayangnya, performa serupa belum terlihat dari pegolf favorit tuan rumah, Hideki Matsuyama. Matsuyama, yang belum lama ini terpapar COVID-19 harus puas mencatatkan empat birdie dan dua bogey, serta menempati peringkat T20, yang di antaranya juga dihuni oleh Juara The Open Collin Morikawa dan pegolf Irlandia Rory McIlroy.

Adapun Rikuya Hoshino, yang mendapatkan kehormatan melakukan pukulan pertama, yang menandakan dimulainya kompetisi Olimpiade ini, harus puas dengan skor even par 71. Pada putaran pertama tadi, ia mencatatkan empat birdie dengan dua bogey dan satu double bogey.