Kim ”Tom” Joohyung siap melanglang buana dengan Presidents Cup sebagai tempat pemberhentian berikutnya.
Oleh Chuah Choo Chiang, Senior Director, Marketing and Communications APAC untunk PGA Tour dan berdomisili di Kuala Lumpur.
”Kereta ekspres” Tom Kim akhirnya kehabisan tenaga setelah menikmati perjalanan menyenangkan yang berlangsung hampir dalam dua bulan terakhir dengan pemberhentiannya di tujuan impian, PGA TOUR. Namun, bagi pegolf fenomenal Korea berusia 20 tahun ini, ia sebenarnya baru saja memulai perjalanan menariknya ke depan, dengan Presidents Cup menjadi stasiun pemberhentian berikutnya.
Lahir pada bulan Juni 2002, pegolf yang sangat berbakat bernama Kim Joohyung dengan pembawaan yang ramah dan pendekatan yang santai ini benar-benar meraih begitu banyak sukses dengan beberapa kali meraih kemenangan, mulai di Korea dan negara-negara Asia, seperti Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, dan Singapura.
Perkembangan itu seakan menggambarkan tahun-tahun pertumbuhannya ketika keluarganya berpindah-pindah dan tinggal di Australia, China, Filipina, dan Thailand lantaran sang ayah, Kim Changik, yang merupakan pegolf profesional menjadi pelatih untuk olahraga ini.
Kim menjadi salah satu dari sedikit orang Korea yang memiliki nama Inggris, yang ia dapatkan ketika masih kecil. Kala itu ia suka menyaksikan serial TV, ”Thomas and Friends”, yang diangkat dari buku anak-anak di Inggris. Ia juga menyukai Toy Story, terutama karakter Buzz Lightyear. Namun, Buzz Kim tidak terdengar sebagus Tom Kim.
”Saya saja yang keras kepala sih. Mestinya Anda membiarkan orangtua menamai diri Anda dan saya menolaknya, saya mau menamai diri saya Thomas. Saya menyukai tayangan itu waktu kecil. Malahan saya sangat suka kereta api,” jelas Kim. ”Saya pun memaksa menamai diri saya Thomas. Dan setelah bertahun-tahun, orang-orang mulai memanggil saya Tom. Panggilan ini lebih pendek, jadi saya pun mulai dipanggil Tom sejak saat itu.”
Dengan bakatnya yang lebih cepat matang daripada usianya, Kim mulai menjadi topik pembicaraan di panggung dunia setelah finis di tempat ketiga pada ajang yang diakui oleh PGA TOUR dan DP World Tour, Genesis Scottish Open bulan Juli 2022 lalu. Dengan finis T47 pada pekan berikutnya lewat ajang The Open Championship di St. Andrews dan finis 25 besar pada AT&T Byron Nelson dan U.S. Open, ia mendapatkan status Keanggotaan Khusus Sementara dari PGA TOUR.
Tiga turnamen kemudian ia seakan melejit dengan kereta cepatnya untuk menciptakan sejarah golf dan menjadi juara termuda kedua PGA TOUR sejak Perang Dunia II lewat kemenangannya pada ajang Wyndham Championship. Ironisnya, ia memulai putaran pertamanya dengan quadruple bogey dan finis dengan skor 61 untuk meraih kemenangan lima stroke sekaligus membuatnya langsung terkenal dan meraih keanggotaan PGA TOUR. Ia berhasil melangkah ke FedExCup Playoff, namun gagal menembus TOUR Championship lantaran kehabisan bahan bakar setelah bertanding tujuh pekan berturut-turut.
”Sudah menjadi mimpi saya untuk bermain pada PGA TOUR,” ujar Kim. ”Mulai bulan Juli itu saya berencana untuk berusaha meraih kartu anggota melalui Korn Ferry (Tour) Final dan sekarang sebulan setelah itu, saya juara PGA TOUR, jadi ini cukup gila. Ketika masih lebih kecil, saya melihat Tiger (Woods) menjuarai PGA TOUR, bukan di tempat lain, jadi buat saya PGA TOUR selalu menjadi targetnya. Semoga saya bisa berada di sini untuk jangka waktu yang sangat lama.”
Ayah Kim, yang sempat bermain pada Korn Ferry Tour, menaruh sebuah club di tangan Kim ketika ia masih berusia 5 tahun dan pertumbuhannya pun luar biasa. Ia menjuarai turnamen-turnamen amatir di Filipina dan setelah beralih profesional tahun 2018, ia menang dua kali di Filipina sebelum akhirnya mengumpulkan tujuh gelar lagi di Asia.
”Saya menghabiskan lebih banyak waktu dengan golf daripada dengan olahraga lain karena sudah menjadi bagian dari keluarga dan kami menghabiskan banyak waktu di lapangan golf. Hal-hal seperti itulah yang membuat jalur saya lebih jelas sebagai seorang pegolf. Sudah pasti saya tidak menyesalinya karena berapa banyak orang yang bisa bermain pada PGA TOUR dalam usia 20 tahun!” ujarnya.
Pegolf Spanyol Jon Rahm, yang bermain dengan Kim pada awal bulan ini, memberi saran bagi pemuda Korea yang sanggup memukul rata-rata 301 yard dari tee dan menempatkannya di posisi 80 dalam jarak pukul PGA TOUR. ”Sampai pada titik tertentu, tee ke green, permainannya sungguh repetitif, selalu sama. Satu di fairway, satu di green. Pukulannya luar biasa akurat dan putter-nya juga lihai,” ujar Rahm, yang kini berada di peringkat 6 dunia.
”Kalau ada satu saran buatnya, pada masa sekarang ini, ia perlu untunk sedikit menambah kecepatan bola. Skor 60-an yang rendah itu akan sulit bersaing di lapangan-lapangan golf yang lebih besar, jadi kalau dia bisa mempertahankan akurasi dan menambah sedikit jarak pukulnya, ia bisa menjadi seseorang yang selalu bersaing di mana saja, bukannya dia tidak bisa bersaing, tapi sekarang ini, jarak pukul menjadi sangat, sangat penting.”
Melejitnya prestasi Kim ini telah secara otomatis menempatkannya masuk dalam Tim Internasional, di mana ia akan menjadi pegolf termuda setelah Ryo Ishikawa asal Jepang, yang tampil pada ajang Presidents Cup, yang akan dilangsungkan di Quail Hollow, Charlotte pada 22-25 September. Kapten Tim Internasional Trevor Immelman mendengar nama Kim untuk pertama kalinya ketika instruktur kenamaan Claude Harmon III mengiriminya pesan teks yang menyarankan dia untuk mengamati pemuda Korea itu. Kapten asal Afrika Selatan itu pun menyaksikan Kim dari dekat saat putaran latihan pada The Open dan menyukai apa yang ia saksikan.
”Ia (Harmon) sempat ke lapangan dengan salah satu pemainnya yang bermain dengan Tom. Dan claude segera mengirimi pesan ke saya dan menyarankan saya untuk melihat anak ini. Dia sungguh luar biasa,” tutur Immelman. ”Saya tak sabar membawa energi mudanya ke Quail Hollow Club.”
Perjalanan Kim tahun 2022 ini akan membawanya berhadapan dengan Tim AS yang kuat, dipimpin oleh pegolf No.1 Dunia Scottie Scheffler, Juara FedExCup 2021 Patrick Cantlay, Xander schauffele, dan Justin Thomas. Ia juga tak sabar mewakili negaranya dan Tim Internasional. ”Sungguh gila. Saya tidak percaya kalau saya bisa bermain dalam Presidents Cup. Ajang ini selalu saya tonton, jadi pasti akan sangat menarik, dan semoga saya bisa memberi kontribusi yang baik,” ujarnya.
”Saya jauh lebih muda daripada para pemain lain dalam tim, jadi semoga saya bisa membawa energi muda saya dan menjadi pemain muda dan menikmati semua kesenangan yang bisa didapatkan (dari ajang ini). Selama kami bersatu sebagai sebuah tim, kami akan memiliki kesempatan. Sekadar menjadi energi yang positif untuk tim.”