Usai menyaksikan Hideki Matsuyama mengenakan jaket hijau dua tahun silam, Im Sungjae tentu bisa dimaafkan jika bermimpi mengikuti salah satu tradisi terbesar dalam olahraga golf itu pada pekan ini.

Oleh Chuah Choo Chiang, Senior Director, Marketing & Communications APAC untuk PGA TOUR dan berdomisili di Malaysia.

Pekan ini Masters Tournament kembali digelar di Augusta National sebagai ajang pembuka musim Major tahun ini. Im Sungjae bakal memiliki dorongan ekstra dalam upayanya menghadirkan tantangan untuk meraih gelar dalam ajang prestisius yang dimulai Kamis (6/4) nanti.

The Masters jelas ditujukan bagi mereka yang pemberani. Dan bintang asal Korea, yang telah dua kali menjuarai gelar PGA TOUR ini sadar bahwa rekam jejaknya di lapangan legendaris itu akan menjadikannya sebagai salah satu penantang gelar yang layak.

Tahun 2020, ketika The Masters dimainkan pada bulan November akibat COVID-19, Im mencatatkan finis terbaik bagi Asia dalam sejarah turnamen ini. Kala itu ia finis di posisi T2 dalam penampilan perdananya. Lima bulan kemudian, Matsuyama menciptakan kejutan dengan menjadi pegolf Jepang pertama yang meraih kemenangan di Augusta National, tatkala The Masters kembali diadakan pada jadwal musim semi.

Keberhasilan Matsuyama ini pada dasarnya memberi keyakinan bagi semua pegolf Asia bahwa mengenakan jaket hijau kini tak lagi sekadar mimpi. Dan Im, yang pekan lalu genap berusia 25 tahun, yakin saatnya akan tiba lebih awal untuk mewujudkan hal tersebut.

 

 

”Saya sudah finis di posisi yang bagus, T2 dan T8 … (sejauh ini) saya memiliki kenangan yang bagus dan menyenangkan,” tutur Im. ”Saya sungguh menantikannya (kemenangan di Augusta National). Waktu masih kecil, saya menyaksikan turnamen ini di TV dan bisa mengikuti ajang ini membuatnya makin istimewa lagi. Saya berharap bisa mendapatkan finis yang bagus lagi.”

Seperti halnya para pegolf profesional lainnya, Im bermimpi bisa memasukkan putt kemenangan pada The Masters. Sejak mendapatkan demam golf setelah orangtuanya memberinya club golf plastik di tangannya saat masih berusia 4 tahun, ia telah berkembang menjadi pemain berbakat, tampil dengan sangat baik pada Korn Ferry Tour tahun 2018 dengan meraih dua kemenangan, sebelum memantapkan langkahnya di panggung PGA TOUR.

”Memenangkan jaket hijau menjadi salah satu mimpi saya,” ujar Im, yang saat ini menjadi pegolf Asia dengan peringkat dunia tertinggi, No.18.

”Saya berharap suatu hari nanti bisa mengenakannya. Belum ada pemain Korea yang pernah memenangkan gelar itu, tapi jika salah satu dari kami bisa melakukannya, pasti akan sangat istimewa buat saya. Sudah pasti hal itu akan menjadi motivasi yang bagus. Kemenangan itu akan membuat kami sadar bahwa kami juga bisa menang. Saya akan berusaha semaksimal mungkin.”

”Green di Augusta sangat licin dan atmosfernya cukup berbeda ketimbang turnamen-turnamen lainnya. Namun, setelah punya pengalaman bermain tiga tahun di sini, saya berharap bisa memanfaatkannya.” — Im Sungjae.

Selain memiliki catatan penampilan yang mengesankan di Augusta National, penampilan Im pada musim 2022-2023 ini juga terbilang solid Ia sudah empat kali finis di sepuluh besar, termasuk T6 pada THE PLAYERS Championship bulan Maret lalu. Ia menjuarai dua dari tiga partainya pada ajang WGC-Dell Technologies Match Play di Austin dua pekan silam, sebelum memutuskan mengambil jeda dan melakukan persiapan.

”Saya selalu bisa tampil pada The Masters secara rutin,” ujarnya. ”Green di Augusta sangat licin dan atmosfernya cukup berbeda ketimbang turnamen-turnamen lainnya. Namun, setelah punya pengalaman bermain tiga tahun di sini, saya berharap bisa memanfaatkannya.”

Seperti para pesaing lainnya, Im terpikat oleh sejumlah perubahan yang dilakukan di hole 13 par 5, di mana tee box telah didorong ke belakang sejauh 32 meter dan sekarang dimainkan sepanjang 498 meter. Selama bertahun-tahun, hole par 5 pertama di sembilan hole terakhir di Augusta National telah membuat banyak nama besar memukul bolanya ke Rae’s Creek yang mengalir di sisi kiri fairway dan memotong bagian depan green-nya yang sulit

”Saya sudah menggunakan 3-wood dan driver di hole itu sebelumnya, tapi sekarang saya pikir saya mesti fokus untuk driver. Sepertinya, saya tidak perlu berpikir terlalu jauh untuk pukulan tee itu. Namun, kita tahu Amen Corner itu, hole 11, 12, 13, sangatlah krusial. Jika bisa menjaga permainan saya dengan membuat par, saya pikir saya bisa mempertahankan skor saya.”

 

Im Sungjae dan Hideki Matsuyama, Presidents Cup 2019.
Usai menyaksikan Hideki Matsuyama (kanan) mengenakan jaket hijau setelah menjuarai Masters Tournament, Im Sungjae juga berniat untuk mengikuti jejak rekan Asianya itu. Foto: Getty Images.

 

Pegolf Asia lain yang akan bertanding pada The Masters termasuk Matsuyama, trio Korea Kim Siwoo, Lee Kyounghoon, dan pemain debutan Tom Kim, serta pegolf Jepang lainnya, Kazuki Higa.

Tahun lalu Im mengawali The masters dengan mencatatkan skor 67 pada putaran pertamanya dan menjadi pegolf Korea pertama yang bisa memimpin dalam salah satu putaran di Augusta National, sebelum akhirnya harus puas finis di posisi T8. Im juga terpacu oleh penampilannya tahun 2020 ketika ia finis di tempat kedua. Sejauh ini prestasi tersebut masih menjadi prestasi terbaiknya selama mengikuti ajang Major.

”Saya hanya terpaut satu stroke (tahun 2020) yang membuat saya berpikir pada satu titik bahwa saya bisa benar-benar menang. Sayangnya, saya finis di tempat kedua. Dengan penampilan itu, saya pikir saya jelas cukup kompetitif untuk menjuarai turnamen-turnamen Major dalam waktu dekat ini,” tutur Im. ”Saya selalu ingin kembali ke sini tiap tahun.”

Kemenangan pada pekan ini, dan dengan jaket hijau yang bisa ia pajang di bingkai yang kukuh, akan memastikannya bisa kembali ke Augusta National selama karier profesionalnya bisa ia jalani.